Headlines News :
.
Home » , » Peranan Akidah 2

Peranan Akidah 2

Written By Unknown on Monday, June 21, 2010 | 11:03

PERANAN AKIDAH DALAM MEMBINA MANUSIA 2

Sila baca posting yang terdahulu sebelum membaca entry ini.

PEMBINAAN PEMIKIRAN
 
Membebaskan Akal Manusia

Akidah Islam memandang manusia sebagai makhluk yang mulia. “Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam. Kami angkut mereka di daratan dan di lautan. Kami beri mereka rizki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah kami ciptakan”.[1]

Manusia adalah khalifah Allah di muka bumi yang memiliki kelayakan untuk mencapai derajat yang tinggi. Allah berfirman: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: ‘Sesungguhya Aku hendak menjadikan khalifah di muka bumi’. Mereka berkata: ‘Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah di muka bumi, sedangkan kami senantiasa bertasbih dengan memuji dan mensucikan-Mu?’ Dia menjawab: ‘Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui’.[2]

Di samping manusia memiliki kelayakan di atas, ia juga bisa menyamai kedudukan binatang. Allah berfirman: “Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi ia cenderung kepada dunia dan menuruti hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya, ia mengulurkan lidahnya dan jika kamu membiarkannya, ia mengulurkan lidahnya (juga)”.[3]

Lebih dari itu, ia bisa sejajar dengan benda mati. Allah berfirman: “Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi”.[4]

Atas dasar itu, akidah Islam memperhatikan kedua faktor kelemahan dan kekuatan yang dimiliki oleh manusia itu.

Alquran memandang manusia sebagai makhluk yang lemah, gelisah (keluh kesah), tergesa-gesa, condong melampaui batas, lalim dan bodoh.[5]

Atas dasar itu, Islam tidak memaksanya untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban berat yang melampui batas kemampuannya, baik secara lahiriah mapun batiniah. Allah berfirman:
لاَيُكَـلِّفُ اللهُ نَفْسًا إِلاَّ وُسْعَهَا

(Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya) .[6]

Rasulullah saww bersabda : “Ada sembilan perkara yang dimaafkan atas umatku: kesalahan (yang tidak disengaja), kelupaan, sesuatu yang dipaksakan kepada mereka (untuk mengerjakannya) , sesuatu yang mereka tidak tahu, sesuatu yang tidak mampu mereka lakukan, sesuatu yang mereka terpaksa melakukannya, hasud, kegegabahan (kurang hati-hati) dan merenungkan ciptaan semesta dengan disertai keraguan selama mereka belum mengungkapkannya dengan perkataan”.[7]

Dalam hadis yang lain beliau bersabda:
رُفِعَ الْقَلَمُ عَنْ ثَلاَثَةٍ: عَنِ الْمَجْنُوْنِ الْمَغْلُوْبِ عَلَى عَقْلِهِ حَتَّى يَبْرَأَ، وَعَنِ النَّائِمِ حَتَّى يَسْتَيْقِظَ، وَعَنِ الصَّبِيِّ حَتَّى يَحْتَلِمَ

(Tiga orang terbebaskan dari kewajiban: orang gila hingga ia sembuh, orang tidur hingga ia bangun dan anak kecil hingga ia dewasa).[8]

Dengan demikian akidah Islam menganggap bahwa faktor-faktor kelemahan yang terdapat dalam dalam diri manusia adalah satu hal yang lumrah dan muncul bersama penciptaannya sebagai manusia, bukan satu realita yang dapat membasmi kebebasan memilih dan kemampuannya untuk membentuk diri dan bergerak leluasa.

Oleh sebab itu, karena akidah Islam ingin membina manusia yang sempurna, maka ia berusaha untuk menfokuskan perhatian manusia terhadap sisi positif dari keberadaannya (dan melupakannya dari faktor kelemahan yang dimilikinya) .


Baca sambungan entry selanjutnya.





Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

wilayah anfield"

WAKTU SEKARANG

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. REZEKI ITU DATANGNYA DARI USAHA YANG IKHLAS. - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger